Rumah adat Lamin adalah rumah adat khas Kalimantan Timur yang digunakan oleh suku Dayak sebagai tempat tinggal. Selain bentuknya yang unik, rumah Lamin juga diturunkan dari generasi ke generasi. Artinya, rumah adat yang satu ini memiliki umur yang panjang.
Jika dilihat dari segi ukuran, rumah Lamin memiliki ukuran yang sangat besar dengan panjang melebihi lapangan sepak bola. Berikut ini beberapa keunikan rumah adat Lamin:
-
Bahan konstruksi
Sebagai rumah adat suku Dayak yang tinggal dekat dengan alam, bahan konstruksi yang digunakan untuk membuat rumah Lamin pun berasal dari bahan alami seperti kayu. Jenis kayu yang biasa digunakan untuk membuat rumah lamin adalah kayu ulin yang memang khas lahan gambut.
Dibandingkan dengan jenis kayu yang lain, kayu ulin memiliki keunikan dan kelebihan, yaitu sifatnya akan bertambah keras apabila terkena air. Tidak hanya itu, umur penggunaan kayu ulin juga dapat mencapai ratusan tahun. Karena hal inilah rumah adat ini biasanya diturunkan dari satu generasi ke generasi lain.
Selain menggunakan kayu ulin sebagai bahan utama pembuatannya, rumah Lamin juga menggunakan lembaran kayu. Meski begitu, pada rumah-rumah yang semi modern, penggunaan atap dari lembaran kayu ini mulai digantikan dengan genting.
-
Ornamen
Dilihat dariukurannya yang sangat besar, dapat diketahui bahwa rumah Lamin dapat dihuni oleh banyak anggota keluarga. Ukuran rumah yang besar juga memungkinkan bagi mereka untuk melakukan berbagai aktivitas bersama.
Keunikan lain dari rumah Lamin adalah adanya ornamen yang menghiasi bangunannya. Ornamen yang ditambahkan juga biasanya cukup banyak seperti anak tangga, tiang depan, serta pembatas selasar. Ornamen tersebut umumnya berupa ukiran yang dibuat sendiri oleh para penghuni rumah.
Ukiran yang dibuat biasanya menggambarkan kehidupan suku Dayak dan alam sekitarnya, bisa berupa motif tumbuhan, hewan, maupun manusia. Selain digunakan sebagai penghias rumah, ukiran tersebut juga dipercaya dapat melindungi penghuni rumah dari ilmu hitam.
-
Tangga dan kolong rumah
Rumah Lamin dibuat seperti rumah panggung yang lantainya tinggi sehingga di bagian bawahnya terdapat kolong. Di kolong rumah inilah suku Dayak menyimpan hewan ternak mereka seperti kambing, kuda, sapi, atau anjing.
Hewan-hewan tersebut akan diikat pada tiang penyangga rumah, tetapi jika sudah waktunya makan, hewan-hewan itu akan dilepaskan.
Sebagai rumah yang posisi lantainya tinggi, tentu saja rumah Lamin memiliki tangga sebagai jalan ke ruangan utama. Tangga ini diletakkan di depan rumah dengan ukuran yang cukup lebar dan telah dilengkapi pegangan. Tangga umumnya terbuat dari kayu ulin sehingga awet.
-
Warna khas
Dalam rumah Lamin, ada 4 warna yang sudah pasti ada, yaitu putih, merah, hitam, dan kuning di mana masing-masing warna tersebut memiliki makna filosofis. Warna putih menggambarkan kesucian jiwa, sedangkan warna hitam melambangkan keteduhan jiwa.
Warna kuning melambangkan wibawa, dan warna merah melambangkan keberanian masyarakat Dayak.
Umumnya, warna hitam digunakan sebagai warna dasar pada lantai, dinding, tangga, serta tiang penyangga, sementara ketiga warna lainnya digunakan untuk membuat lukisan ornamen khas suku Dayak pada dinding, pintu, tiang, serta bagian atap rumah.
Di samping beberapa keunikan rumah adat Lamin yang telah disebutkan, masih ada keunikan lain pada rumah khas suku Dayak. Keunikan tersebut dapat diakses di Quin Batik. Quin Batik adalah website yang menyediakan informasi lengkap.