Novel adalah salah satu jenis karya yang banyak dibaca dan digemari. Hal ini dikarenakan novel memiliki sisi menarik yang berbeda dari jenis karya lainnya. Dengan membaca novel, pembaca bisa merasakan emosi dari cerita yang diangkat di dalam novel. Novel sendiri memiliki banyak genre, seperti drama, tragedi, novel cinta, dan konflik. Berikut ulasan seputar karakteristik novel.
Pengertian Novel Menurut Para Ahli
Terkadang seorang penggemar novel tidak mengetahui apa itu novel. Yang diketahuinya adalah novel berisi tentang cerita fiksi atau non fiksi yang disampaikan dengan alur yang indah dan penuh emosi. Untuk itu, ada baiknya jika mengetahui apa itu novel menurut para ahli, sehingga selain membaca, anda juga mengetahui apa itu novel.
Pengertian novel yang pertama datang dari Drs. Rostamaji, M.Pd. yang mengatakan bahwa novel adalah sebuah karya sastra yang memiliki unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang saling berkaitan karena saling berpengaruh dalam sebuah karya sastra. Pulus Tukam, S.Pd. berpendapat bahwa novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa dengan kandungan unsur-unsur intrinsik.
Pendapat selanjutnya datang dari Dr. Nurhadi yang mengatakan bahwa novel adalah karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai budaya, pendidikan, sosial, dan moral. Selain pendapat-pendapat ini, masih banyak pendapat yang dikemukakan oleh para ahli terkait dengan pengertian novel.
Ciri-Ciri Novel
Jika anda tertarik untuk membuat sebuah novel, ada baiknya anda mengetahui ciri-ciri dari novel itu apa saja, sehingga novel yang anda tulis nantinya menjadi karya yang indah. Ciri-ciri novel sendiri dibagi menjadi 3 sub, yaitu ciri-ciri umum, ciri-ciri novel angkatan 20 hingga 30-an, dan ciri-ciri novel remaja.
Secara umum, novel tersusun lebih dari 35 ribu kata dan setidaknya terdapat 100 halaman. Cerita yang dimuat lebih dari satu impresi, efek, dan emosi dengan alur yang cukup kompleks. Cerita yang dituliskan cukup panjang dan seleksi ceritanya lebih luas, namun tidak banyak kalimat yang diulang-ulang.
Penulisan novel menggunakan narasi, kemudian didukung dengan deskripsi atau ilustrasi situasi dan kondisi yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, ketika membaca novel, anda sering menjumpai kalimat-kalimat yang mendeskripsikan latar, tokoh, dan peristiwa dengan cukup detail.
Karakteristik Novel angkatan 20 hingga 30-an biasanya bertemakan masalah adat, seperti kawin paksa. Novel ini umumnya mengkritik adat tempo dulu dengan bahasa yang kaku dan statis, namun sangat santun. Toko di dalamnya diceritakan sejak usia muda hingga meninggal, sehingga alur ceritanya cukup panjang. Konflik yang terjadi biasanya disebabkan oleh perselisihan dalam memilih nilai kehidupan.
Hal tersebut tentunya berbeda dengan novel remaja yang sebagian besar berisi tentang pertemanan, persahabatan, dan percintaan. Bahasa yang digunakan adalah bahasa sehari-hari yang umum digunakan para remaja, sehingga novel ini biasanya disukai oleh para muda-mudi yang sedang berada di fase ini.
Struktur dari Novel
Struktur novel yang pertama adalah abstrak yang berisi tentang ringkasan isi cerita dan biasanya ditemukan pada bagian awal cerita di dalam novel. Selanjutnya adalah orientasi yang berisi penjelasan tentang latar waktu, suasana, pembahasan tokoh dan perwatakannya, atau proses terjadinya cerita. Biasanya, orientasi dituliskan dengan detail hingga pembaca dapat membayangkan.
Struktur yang ketiga yaitu komplikasi yang merupakan urutan kejadian dan dihubungkan dengan adanya sebab akibat. Setiap peristiwa yang terjadi di dalam novel muncul karena adanya kejadian dari peristiwa lainnya, sehingga kejadian di dalam novel saling bersangkutan satu sama lain. Setelah itu, muncul evaluasi yang merupakan bagian suatu konflik terarah menuju titik tertentu.
Biasanya, pada bagian ini pembaca sudah bisa menebak akan seperti apa akhir dari cerita novel ini, kemudian disusul dengan resolusi. Resolusi adalah bagian struktur yang memunculkan solusi atas konflik yang terjadi. Novel ditutup dengan koda yang merupakan bagian akhir atau penutup.
Unsur Intrinsik Novel
Di dalam pembuatan novel, terdapat karakteristik novel berupa unsur-unsur yang membentuk, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik novel berupa tema, penokohan, alur, gaya bahasa, latar atau setting, sudut pandang, dan amanat. Penulis novel akan menentukan tema terlebih dahulu, yaitu terkait dengan pokok permasalahan apa yang akan dibahas.
Setelah membuat tema, penulis akan menciptakan penokohan dan pemberian watak. Tokoh mana yang menjadi protagonis, antagonis, pendukung, dan lain-lain. Karakter dari para tokoh ini akan memperkuat alur cerita dan emosional yang akan dirasakan oleh pembaca. Watak dari tokoh-tokoh ini dapat diketahui dari ciri fisik, tempat tinggal, dan cara bertindak.
Unsur selanjutnya adalah alur yang merupakan suatu rangkaian peristiwa dan membentuk jalannya cerita di dalam novel. Tahapan alur meliputi pengenalan, penampilan masalah, munculnya konflik, puncak dari konflik, peleraian, kemudian penyelesaian. Alur sendiri dibagi menjadi dua, yaitu alur maju dan alur mundur.
Alur maju berjalan dengan peristiwa yang bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis. Novel yang menggunakan alur maju akan menceritakan kejadian yang menuju ke masa depan. Sementara, alur mundur adalah rangkaian peristiwa yang masih terkait dengan kejadian di masa lampau, sehingga ceritanya mundur ke belakang.
Unsur yang keempat adalah gaya bahasa yang digunakan oleh penulis. Gaya bahasa adalah alat utama bagi penulis untuk menggambarkan dan menghidupkan cerita di dalam novel dengan cara yang estetik. Penggunaan gaya bahasa juga disesuaikan dengan target pemasaran novel. Jika novel yang dibuat ditujukan untuk para anak muda, maka bahasa yang digunakan adalah bahasa keseharian.
Jenis gaya bahasa yang biasa digunakan di dalam novel adalah personifikasi, simile atau perumpamaan, dan hiperbola. Personifikasi adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menggambarkan benda mati dengan berbagai macam sifat seperti manusia. Simile digunakan untuk mendeskripsikan sesuatu dengan menggunakan perumpamaan.
Jika ingin menyampaikan sesuatu dengan bahasa yang berlebihan, maka bisa menggunakan gaya bahasa hiperbola. Gaya bahasa ini bertujuan untuk memberikan efek yang berlebihan. Unsur selanjutnya adalah latar yang menggambarkan waktu, tempat, dan suasana terjadinya peristiwa di dalam novel.
Sudut pandang adalah unsur intrinsik novel yang menjelaskan penempatan diri seorang penulis dalam melihat berbagai peristiwa yang terjadi. Setiap kejadian di dalam novel memiliki pesan yang disampaikan kepada para pembaca. Pesan atau amanat ini adalah hikmah yang bisa diambil agar menjadi sebuah pelajaran yang bisa diaplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari.
Unsur Ekstrinsik Novel
-
Latar Belakang Pengarang
Selain unsur intrinsik, karakteristik novel juga memiliki unsur ekstrinsik yang menjadi pelengkap di dalam pembuatan novel. Unsur-unsur ekstrinsik ini adalah sejarah atau biografi pengarang, situasi dan kondisi, serta nilai-nilai yang terdapat di dalam cerita. Pemahaman terhadap unsur ekstrinsik novel ini berguna agar pembaca dapat memahami makna dari novel yang dibaca.
Latar belakang pengarang turut mempengaruhi seperti apa hasil dari novel yang dituliskan. Hal ini menggambarkan bagaimana pengarang memandang peristiwa yang ada di dalam novel. Dengan mengetahui latar belakang pengarang, pembaca juga dapat mengetahui motivasi apa yang membuat penulis menghasilkan novel tersebut.
Biografi pengarang akan menunjukkan faktor apa saja yang mempengaruhi pandangan dan jalan pikir penulis dalam menulis cerita di dalam novelnya. Selain itu, kondisi psikologis penulis juga turut mempengaruhi cerita yang akan dibuat dan biasanya di dalam cerita tersebut akan tergambar bagaimana suasana hati penulis.
Yang tidak kalah penting adalah aliran sastra yang dimiliki penulis. Dengan memahami aliran sastra yang dianut oleh penulis, pembaca dapat memahami makna apa yang ingin disampaikan penulis di dalam novelnya. Sebab, berbeda aliran sastra akan menyebabkan perbedaan cara penyampaian.
-
Latar Belakang Masyarakat
Situasi dan kondisi masyarakat saat novel ditulis juga turut mempengaruhi novel karena faktor-faktor yang ada dapat mempengaruhi pemikiran penulis dalam menuliskan karyanya. Latar belakang masyarakat yang dapat mempengaruhi novel dapat berupa ideologi suatu negara, kondisi politik, kondisi ekonomi, dan kondisi sosial.
Ideologi yang dianut oleh negara tempat penulis tinggal turut mempengaruhi hasil dari novel yang dibuatnya. Jika penulis setuju dengan ideologi yang berlaku di negaranya, maka novel yang ditulisnya juga akan selaras dengan pandangan tersebut. Namun, jika penulis tidak setuju dengan ideologi yang berlaku, maka isi dari novel yang ditulisnya juga akan berisi kritikan.
Kondisi politik, ekonomi, dan sosial suatu negara juga dapat berpengaruh terhadap novel yang ditulis. Penulis yang baik akn bersikap kritis terhadap kondisi politik di negaranya, sehingga novel yang ia hasilkan merupakan sebuah respon terhadap perpolitikan di negaranya. Kondisi ekonomi juga dapat mempengaruhi penulis untuk menggambarkannya pada waktu dan lokasi tertentu.
Selain itu, kondisi sosial negara biasanya akan memberikan kondisi yang dialami oleh tokoh utama dan tokoh lainnya di dalam novel. Oleh karena itu, penting juga untuk para pembaca mengetahui bagaimana ideologi, kondisi politik, ekonomi, dan sosial di negara atau tempat dimana penulis tinggal.
-
Nilai-Nilai yang Terkandung di Dalam Novel
Nilai-nilai yang terkandung di dalam novel bisa berupa nilai agama, nilai sosial, nilai moral, dan nilai budaya. Semua nilai ini dapat mempengaruhi tulisan di dalam novel dan memberikan pembelajaran kepada para pembaca. Di dalam novel yang kental dengan pembahasan agama, pembaca dapat menjumpai banyak nilai moral yang berkaitan dengan agama.
Nilai agama ini juga dapat diaplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari karena tidak jarang nilai yang terkandung di dalam novel sangat berkaitan dengan aktivitas yang dijalani seiap harinya. Kemudian ada nilai sosial yang bisa dipelajari dari interaksi antar tokohnya dan interaksi tokoh utama dengan lingkungan sekitar.
Jika di dalam kehidupan sehari-hari pembaca mengalami interaksi yang serupa, maka tindakan seperti apa yang dilakukan oleh tokoh di dalam novel juga dapat digunakan. Nilai budaya akan tampak dengan jelas dari kebiasaan atau adat yang dijelaskan di dalam novel. Biasanya, nilai budaya novel dipengaruhi oleh adat istiadat dan kebiasaan di tempat novel ditulis.
Yang terakhir adalah nilai moral yang berkaitan dengan akhlak, budi pekerti, dan nilai baik atau buruk yang dapat diterima secara umum. Nilai moral yang terkandung di dalam novel biasanya mengenai sikap, perbuatan, kewajiban, dan moral lainnya yang dapat bersifat baik dan buruk.
Demikian ulasan seputar novel yang bisa anda gunakan sebagai tambahan pengetahuan baru, sehingga dapat menambah analisis ketika membaca novel. Novel tidak hanya menjadi sekadar bacaan, tetapi juga dapat memberikan banyak pelajaran dan hikmah yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.