Sosiologi termasuk bagian dari ilmu pengetahuan yang membahas tentang aspek kemasyarakatan. Disini, publik juga akan mengetahui mengenai pengaruh dari pemahaman hubungan masyarakat. Seperti ilmu pada umumnya, sosiologi mempunyai cabang lain seperti ilmu gejala sosial. Pada mulanya, konsep pengetahuan menjadi satu kesatuan yang utuh. Dalam perkembangannya, para ahli melakukan pemahaman secara mendetail. Konsep ini secara langsung, berdampak pada pengembangan ilmu sosiologi tersebut. Seperti yang sudah dijelaskan, sosiologi memusatkan perhatian pada realistik hubungan yang terjadi di masyarakat. Dasar pengetahuan ini semakin diperkuat di tahun 1800-an. Istilah ini pertama kali digunakan oleh Aguste Comte dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 1838.
Sedangkan untuk cirinya, sosiologi mempunyai karakteristik utama yang mendasar yaitu: pertama, empiris yang didasarkan pada akal sehat. Pemahaman ini menjadi cukup menarik, sebab manusia hanya akan percaya satu hal ketika mampu dinalar. Kedua, teroritis atau usaha yang dilakukan untuk menyusun sesuatu yang masih abstrak. Hal ini dilakukan untuk menjalankan sebab akibat yang mudah dipahami. Ketiga, kumulatif. Ciri yang ketiga itu menyatakan, bahwa teori-teori tersusun dari materi yang sudah terwujud. Selanjutnya, semua teori diperbaiki untuk memperkuat teori yang sudah ada. Keempat, ciri nonetis. Karakteristik yang terakhir ini, mempunyai fokus pada pembahas baik dan butuk suatu masalah yang terjadi. Tujuannya tidak ada yang lain, selain memahami masalah secara mendalam.